KULON PROGO - Pertemuan tiga lempeng tektonik aktif dunia, Indonesia telah lama dikenal sebagai salah satu negara yang rawan terhadap gempa bumi dan tsunami. Kerawanan ini tidak hanya terbatas pada beberapa wilayah, melainkan hampir merata di seluruh provinsi. Dari 34 provinsi di Indonesia, 26 di antaranya memiliki tingkat kerawanan tsunami yang tinggi hingga sedang. Dengan tren peningkatan kejadian gempa bumi, upaya mitigasi dan pengurangan risiko bencana menjadi semakin penting.
Baca juga:
Indonesia Satu: Media Pemersatu Bangsa
|
Salah satu elemen penting dalam mitigasi bencana adalah pengembangan sistem diseminasi peringatan dini dan perintah evakuasi yang efektif. Dalam konteks ini, sirene menjadi salah satu perangkat vital dalam penyebaran peringatan dini kepada masyarakat. Namun, kenyataannya saat ini, ketersediaan sirene di berbagai daerah masih terbatas dan sebagian besar dalam kondisi kurang baik atau rusak.
Dalam upaya meningkatkan kapasitas peralatan mitigasi bencana, peluncuran inovasi terbaru yang diberi nama "Sirene Evakuasi Multihazard" atau SEMAR diadakan di Kulon Progo, Selasa (10/10/2023).
Peluncuran SEMAR tidak hanya mencakup pengenalan perangkat ini, tetapi juga diiringi oleh kegiatan sosialisasi dan commissioning test yang melibatkan berbagai pihak, termasuk BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika), perwakilan pemerintah daerah, BUMN (Badan Usaha Milik Negara), unsur kebencanaan, serta TNI (Tentara Nasional Indonesia) dan Polri (Kepolisian Republik Indonesia).
Baca juga:
PERS.CO.ID: Cara Baru Bermedia!
|
Sirene Evakuasi Multihazard (SEMAR) merupakan hasil pengembangan yang luar biasa dari Stasiun Geofisika Sleman. Yang membuat inovasi ini lebih istimewa adalah melibatkan banyak pihak, termasuk bukan hanya stakeholder terkait, tetapi juga melibatkan pakar dari dunia pendidikan. Sinergi ini menunjukkan komitmen bersama untuk meminimalkan risiko korban jiwa dan kerugian materiil dalam menghadapi ancaman gempa dan tsunami.
SEMAR bukan sekadar sirene biasa. Perangkat ini dilengkapi dengan teknologi radio canggih yang memungkinkan pengiriman peringatan dini dan perintah evakuasi secara efektif kepada masyarakat dalam radius yang luas. Dengan peluncuran SEMAR, diharapkan akan ada peningkatan signifikan dalam kemampuan sistem peringatan dini di wilayah yang rawan gempa dan tsunami.
Langkah ini merupakan bentuk konkret dari sinergi dan kerja keras berbagai pihak dalam rangka menuju target "zero victim" dalam menghadapi bencana gempa dan tsunami. SEMAR akan menjadi elemen yang tak terpisahkan dalam upaya mitigasi bencana yang lebih efektif di masa depan, serta memastikan bahwa masyarakat memiliki akses cepat dan akurat terhadap peringatan dini, sehingga dapat melakukan evakuasi yang aman dan tepat waktu ketika ancaman bencana muncul. (Humas BMKG)